HOLAINDONESIA.ID – Ketika mendengar nama Flores, mungkin yang terlintas pertama kali dalam pikiran kita adalah komodo. Namun, tak banyak yang mengenal Kampung Adat Bena.
Wisata perkampungan adat ini dipercaya telah ada sejak 1.200 tahun yang lalu dan masih bertahan hingga sekarang.
Lokasi Kampung Adat Bena
Terletak di di sebelah timur Gunung Inerie, Desa Tiwuriwu, Kabupaten Ngada, Flores, Nusa Tenggara Timur.
Kampung adat Bena merupakan salah satu tujuan wisata di Flores yang masih terjaga keasrian serta tradisi dari nenek moyangnya selama ribuan tahun.
Keunikan dan Daya Tarik Utama Kampung Adat Bena

Sebagai perkampungan adat tertua di Flores yang telah berusia ribuan tahun, keunikan dan daya tarik utama Perkampungan Adat Bena terletak pada arsitektur dan budayanya.
Jika diperhatikan dengan teliti, Kampung Bena memiliki bentuk yang unik. Bentuk kampung adat ini menyerupai sebuah perahu.
Menurut kepercayaan penduduk, perahu merupakan wahana yang akan membawa jiwa seseorang yang telah meninggal menuju ke tempat peristirahatan terakhirnya.
Selain itu, makna lain dari bentuk perahu ini menggambarkan keharmonisan dan gotong royong dari semua masyarakat yang mendiami tempat tersebut.
Keharmonisan Antar Penduduk Kampung Adat Bena
Kampung adat pada umunya hanya didiami oleh sekelompok atau masyarakat dari suku yang sama, namun tidak di Perkampungan Adat Bena.
Tercatat ada 45 rumah adat yang berbeda beda dari 8 suku yang berada di wilayah ini. Suku suku tersebut antara lain :
- Suku Dizi
- Suku Dizi Azi
- Suku Wahto
- Suku Deru Lalulewa
- Suku Deru Solamae
- Suku Ngada
- Suku Khopa
- Suku Ago
Semuanya mampu hidup berdampingan dengan penuh harmoni dan rasa persatuan yang kuat, dan setiap kepala suku memiliki rumah yang memiliki ciri khas masing-masing sesuai dengan adat sukunya.
Namun satu hal yang membuatnya terlihat sama dan menguatkan persatuan si tengah perbedaannya, yaitu setiap rumah kepala suku ada boneka orang-orangan yang disebut sebagai Sakabolo.
Arsitektur Gaya Megalitikum Seperti Negeri Dongeng
Terletak di atas dataran tinggi dengan gaya megalitikum, tempat ini terkesan terhenti di masa lalu dan memberikan pengalaman yang baru bagi wisatawan.
Tak hanya disuguhi pemandangan indah khas pegunungan, deretan rumah adat yang berbaris rapi dengan nuansa kuno merupakan suatu hal yang sulit untuk ditemukan di tempat wisata lain.
Kepercayaan Masyarakat Sekitar kepada Gunung Inerie
Gunung Inerie yang menjulang di kejauhan diyakini sebagai penjaga kampung Bena. Gunung ini dianggap sebagai tempat para dewa oleh masyarakat lama, dan mereka meyakini keberadaan dewa Yeta yang melindungi kampung mereka dari berbagai gangguan manusia dan roh jahat.