Logo Hola Indonesia
Search
Jumat, 7 Februari 2025

5 Wisata Religi Gunungkidul yang Menarik Untuk Dikunjungi

5 Wisata Religi Gunungkidul yang Menarik Untuk Dikunjungi
Gua Maria Tritis. Foto : www.guamariatritis.com
HOLAINDONESIA.id – Selain terkenal dengan deretan wisata Pantai Selatan dan makanan ekstrem khas Gunungkidul, terdapat beberapa wisata religi yang sayang untuk dilewatkan ketika kamu berkunjung ke sana.

Berikut ini daftar 5 wisata religi Gunungkidul tersebut.

 

1. Pertapaan Kembang Lampir

Tempat ini merupakan lokasi di mana Ki Ageng Pemanahan dan Ki Ageng Giring III melakukan semedi yang menjadi cikal bakal berdirinya Kerajaan Mataram Islam.

Bekas lokasi bertapa yang merupakan goa kecil di atas bukit dianggap sakral oleh masyarakat sekitar.

Saking sakralnya, pengunjung dilarang untuk menggunakan alas kaki dan mengambil gambar atau video di dalam area pertapaan.

Situasi hening dan sejuk di area pertapaan tentu sangat pas dengan kamu yang sedang mencari ketenangan.

Ditambah dengan banyaknya pepohonan besar yang dulu ditanam secara langsung oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX, semakin menambah kesakralan tempat wisata yang satu ini.

Buat kamu yang tertarik untuk mengunjungi, pertapaan ini berada di Dusun Blimbing, Desa Girisekar, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul.

 

2. Goa Maria Tritis

Goa Maria Tritis berlokasi di Jl. Saptosari, Dusun Bulu, Kecamatan Paliyan, Kabupaten Gunungkidul, tidak jauh dari Pantai Kukup. Jika kamu berangkat dari Kota Jogjakarta, diperlukan waktu sekitar 1,5 jam untuk mencapai lokasinya.

Goa yang berada di area perbukitan karst Gunungkidul ini merupakan salah satu wisata religi yang paling banyak dikunjungi di Jogjakarta, terutama untuk umat Katholik.

Baca Juga:  Keindahan Pantai Wediombo Gunungkidul yang Punya Panorama Alam Terbaik

Pertama kali dibuka untuk umum pada tahun 1974, tempat ini menawarkan keindahan goa alami yang dipadukan dengan nuansa religius, sehingga tempat ini cocok buat kamu yang ingin berdoa dengan lebih fokus.

Selain goa yang menjadi daya tarik utama, di komples ini terdapat Jalan Salib, yaitu jalanan setapak yang sepanjang perjalanannya menuju goa terdapat diorama penyaliban Yesus Kristus.

Replika Bukit Golgota yang merupakan tempat dimana Yesus Kristus dan 2 orang disalib juga bisa kamu jumpai di area wisata ini.

 

3. Makam Ki Ageng Giring III

Makam Ki Ageng Giring III yang merupakan salah satu tokoh utama mulai berdirinya Kerajaan Mataram Islam terletak di Desa Sodo, Paliyan Gunungkidul, jika dari pusat kota Wonosari kurang lebih sekitar 7 km arah barat daya.

Posisi makam berada persis di belakang Balai Desa Sodo. Pada hari-hari tertentu (Jumat Kliwon, Selasa Kliwon, dan Jumat Legi) makam ini selalu ramai dikunjungi para peziarah dari dalam kota maupun luar kota.

Di dalam kompleks Makam Ki Ageng Giring terdapat masjid, Padepokan Ki Ageng Giring III, sendan, dan pohon yang menurut cerita pohon tersebut memiliki usia yang sama dengan makam tersebut.

Selain Makam Ki Ageng Giring III juga terdapat makam-makam dari kerabat dan pengikut Ki Ageng Giring III. Makam Ki Ageng Giring sendiri dikelilingi oleh tembok keliling yang dibangun oleh Sultan Hamengkubuwono IX.

Baca Juga:  Wisata Pantai Sadranan Gunungkidul: Lokasi, Rute, dan Harga Tiket

Padepokan Ki Ageng Giring III yang berada di dalam kompleks makam sering diguankan oleh masyarakat untuk melakukan tirakatan, doa bersama, kegiatan budaya, pengajian, dan kegiatan keagamaan lainnya.

4. Pesanggrahan Gembirowati

Terletak di Desa Girijati, Panggang, Gunungkidul, tempat ini dulunya digunakan sebagai pesanggrahan oleh Sultan Hamengkubuwono II.

Dibangun di atas tanah Kagungan Dalem (tanah yang dimiliki oleh Keraton) seluas 11.930 meter persegi dengan ketinggian 130 di atas permukaan laut, suasana sejuk dan tenang akan kamu rasakan ketika mengunjungi tempat ini.

Sempat dikira sebagai reruntuhan candi, namun ternyata tempat ini dibangun pada masa kerajaan Mataram Islam. Hal ini dikemukakan oleh ahli purbakala berkebangsaan Belanda bernama F.D.K. Bosch yang mengunjungi situs ini pada tahun 1902.

Dalam Oudheidkundige Verslag (laporan arkeologi Pemerintah Hindia Belanda) yang ditulis pada tahun 1925, Bosch mengungkapkan bahwa arsitektur bangunan, pilar, dan ornamen kemungkinan besar dibangun pada abad ke 16.

Bangunan berbentuk teras yang memiliki panjang 22 meter, lebar 0,5 meter dan tinggi 1,4 meter dan terbagi dalam bangunan atas dan bangunan bawah ini menghadap ke arah selatan, sehingga kamu bisa melihat Samudra Hindia dengan cukup leluasa.

 

5. Masjid Tiban

Penyebaran agama Islam di Gunungkidul memang meninggalkan banyak kisah cerita yang menarik. Salah satunya adalah dengan keberadaan Masjid Tiban yang konon selalu dibawa kemanapun oleh Sunan Kalijaga saat menyebarkan agama Islam.

Baca Juga:  Fenomena Dusun Wotawati Gunungkidul, Durasi Siang Paling Singkat

Masjid Tiban di Dusun Gambarsari, Desa Jurangjero, Kecamatan Ngawen, Gunungkidul bisa dibilang unik karena memiliki konstruksi bangunan yang berbeda dibanding masjid lainnya dan hanya berukuran 4×4 meter dengan tinggi sekitar 2 meter.

Dibangun tanpa paku, masjid ini memiliki atap dari rumput ilalang. Hingga saat ini belum diketahui siapa yang membangun masjid tersebut. Konon, masjid itu dahulunya berada di atas Gunung Gambar dan karena hal tertentu akhirnya terhempas hingga ke Dusun Gambarsari.

Banyak yang percaya jika seseorang menunaikan sholat di masjid ini, apa yang diinginkannya akan terkabul dengan lebih cepat. Sehingga tak heran jika tempat ini pernah didatangi berbagai orang dengan keinginannya masing masing, mulai dari pedagang hingga calon pejabat daerah diketahui pernah beribadah di tempat ini.

Namun terlepas dari kepercayaan ini, Masjid Tiban menawarkan suasana beribadah yang lebih khusyuk karena terletak jauh di pedalaman desa.

Selain itu, hamparan pemandangan dari Gunung Gambar yang tepat berada di sebelahnya semakin menambah nilai sejarah dari masjid ini. Warga setempat juga berusaha mempertahankan fungsi dan struktur bangunan agar dapat digunakan selama mungkin.

Menurut penuturan penjaga masjid, perawatan selalu dilaksanakan  dengan bergotong royong dan dijaga semirip mungkin dengan bentuk awalnya. Bahkan penjaga masjid menyebut satu satunya bagian masjid yang masih asli tinggal bagian kusen pintunya saja.

Bagikan:

Tag

Berita Terkini

7 Cara Merawat Cat Mobil Agar Tetap Mengkilap
Produk Lokal Indonesia Kualitas Internasional