HOLAINDONESIA.id – Hewan khas Gunungkidul telah lama menjadi bagian dari identitas budaya dan ekosistem kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Keberadaan fauna endemik tersebut mencerminkan keanekaragaman hayati yang luar biasa di wilayah karst yang kering namun penuh kehidupan.
Dari keempat hewan khas Gunungkidul yang akan kita bahas, masing-masing memiliki karakteristik unik dan peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem lokal.
Selain itu, hewan-hewan ini sering diolah warga sekitar menjadi makanan ekstrem dan menjadi salah satu daya tarik wisata yang unik.
Mari kita mengenal lebih dekat keempat satwa istimewa yang telah menjadi simbol kebanggaan Kabupaten Gunungkidul dan bagaimana mereka berkontribusi dalam meningkatkan ekonomi dan daya tarik wisata daerah ini.
Hewan Khas Gunungkidul yang Menjadi Identitas Kabupaten
1. Belalang

Populasi belalang cukup banyak di Gunungkidul sehingga dapat dengan mudah kita temukan terutama di area persawahan.
Masyarakat memanfaatkan belalang untuk dijadikan olahan belalang goreng yang rasanya gurih dan renyah.
Makanan ekstrem ini biasanya dianggap aneh bagi orang di luar daerah, namun masyarakat sekitar telah lama menjadikan belalang goreng sebagai teman makan nasi atau camilan.
Namun kita perlu berhati-hati, sebab tidak semua jenis belalang dapat diolah menjadi makanan karena beberapa jenis belalang mengandung racun yang mematikan.
Jenis belalang yang boleh dimasak adalah belalang kayu yang hidup di semak-semak atau di pohon jati.
Kabar baiknya, kita tidak perlu ribet mencari dan memasak hewan ini sebab sudah banyak para pedagang yang menggelar lapaknya di pinggir jalan menuju daerah sekitar objek wisata.
2. Lebah Madu
Selanjutnya ada lebah madu yang telah ditetapkan menjadi identitas resmi Kabupaten Gunungkidul berdasarkan Perda Kabupaten Gunungkidul Nomor 3 tahun 1999.
Lebah madu kecil ini berbeda dari kebanyakan lebah madu lainnya, yaitu memiliki rambut di sekitar matanya yang berfungsi mengambil polen, lalu bagian dada yang sangat cembung, serta pada lebah madu dewasa akan berubah warnanya menjadi hitam dengan garis-garis kuning di perut.
Masyarakat memanfaatkan potensi lebah madu untuk menghasilkan madu, wax, dan larva yang dapat dikonsumsi.
3. Puthul
Puthul adalah serangga sejenis kumbang yang biasanya muncul saat musim penghujan.
Serangga ini biasanya memasuki rumah-rumah saat malam hari dan cukup mengganggu sering terjatuh saat terbang.
Ya, puthul memang tidak pandai terbang karena memiliki badan yang cukup besar namun sayapnya kecil.
Sehingga hewan ini sering menabrak dinding rumah atau benda-benda lainnya.
Masyarakat Gunungkidul biasanya memasak puthul menjadi sambal beser yang lezat, pedas, dan sangit.
Walaupun bau sangit khas serangga, namun banyak orang-orang yang menyukai sambal ini karena rasa pedas sangitnya.
4. Macan Tutul Jawa
Meski belum dapat dipastikan keberadaannya, sudah ada laporan penemuan jejak macan tutul Jawa di beberapa tempat.
Salah satu jejaknya yakni berada di area persawahan di Kecamatan Paliyan yang ditemukan warga setempat.
Dia juga mengaku melihat langsung jejak kaki macan jalan setapak. Menurutnya, jejaknya cukup besar dan membuat para petani khawatir untuk pergi ke sawah.
Bahkan juga sempat terlihat olehnya dua ekor macan tutul dewasa bersama anaknya di sekitar hutan di bulan Desember 2024.
Hingga saat ini, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) masih menelusuri jejak ini dan menghimbau warga untuk melaporkan jika melihat keberadaan hewan ini.
Itu tadi keempat hewan khas Gunungkidul yang perlu kita kenali. Dengan mengenal dan memahami karakteristik fauna lokal ini, kita turut berperan dalam menjaga kelestarian hewan khas Gunungkidul agar tetap menjadi kebanggaan dan meningkatkan daya tarik wisata daerah ini.