HOLAINDONESIA.id – Di dalam dunia trading, indikator crypto merupakan hal yang sangat penting untuk menganalisis trend atau pergerakan harga suatu aset. Karena itulah, mempelajari indikator crypto sangat penting dilakukan oleh trader pemula maupun profesional.
Dengan mengetahu dan memahami indikator crypto, kita dapat menganalisis grafik, menentukan trend apa yang akan terjadi di market, dan mengetahui momen yang tepat untuk membeli atau menjual aset.
Berikut ini beberapa indikator crypto terbaik yang sudah terbukti akurasi yang bagus pada pasar kripto.
Jenis-Jenis Indikator Crypto
1. Moving Average (MA)

Moving Average merupakan indikator yang paling umum digunakan. Indikator ini menghitung data historis pada periode tertentu yang kemudian membuat suatu garis dinamis di bawah atau di atas titik harga.
Biasanya digunakan untuk menghitung rata-rata harga pada periode tertentu untuk membantu melihat tren pasar, apakah harga sedang naik, turun, atau stabil.
Dalam dunia trading, ada dua jenis MA yang sering digunakan:
- Simple Moving Average (SMA): Rata-rata harga tanpa bobot tambahan.
- Exponential Moving Average (EMA): Lebih responsif terhadap perubahan harga terkini.
Salah satu contoh penggunaannya adalah ketika titik harga Bitcoin berada di atas garis EMA 50 hari, maka hal ini dapat menandakan tren bullish.
2. Relative Strength Index (RSI)

RSI merupakan indikator momentum yang dapat mengukur kecepatan dan perubahan pergerakan harga.
Indikator RSI memiliki skor yang berkisar dari 0 sampai 100:
- 70 ke atas: Overbought (kemungkinan harga akan turun).
- 30 ke bawah: Oversold (harga cenderung bergerak naik).
Dengan menggunakan RSI, kita dapat mengetahu pembalikan tren sebelum harga berubah. Kita juga dapat memadukan RSI dengan indikator lain seperti Bollinger Bands untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.
3. Bollinger Bands

Bollinger Bands adalah indikator yang digunakan untuk mengetahui tren harga serta volatilitas harga di pasar.
Indikator ini memiliki tiga garis:
- Garis tengah (SMA 20): Rata-rata harga.
- Garis atas dan bawah: Menunjukkan deviasi standar dari harga.
Ketika garis band menyempit, hal ini menandakan volatilitas rendah dan potensi breakout.
Contohnya saat harga melampaui garis batas atas, hal ini dapat menjadi sinyal tren bullish.
Menariknya, bollinger bands sangat efektif ketika digunakan dalam time frame besar seperti daily atau weekly.
4. Moving Average Convergence Divergence (MACD)
MACD merupakan suatu indikator yang menggabungkan dua EMA untuk mengidentifikasi momentum harga:
- Bullish crossover: Garis MACD melintasi garis sinyal dari bawah.
- Bearish crossover: Garis MACD melintasi garis sinyal dari atas.
MACD dapat digunakan untuk mengetahui momentum pasar serta memprediksi pergerakan harga jangka pendek.
5. Fibonacci Retracement
Fibonacci retracement adalah indikator yang dapat digunakan untuk menentukan level support dan resistance saat tren naik atau turun.
Garis horizontal menunjukkan level kunci seperti 38,2%, 50%, dan 61,8%.
Indikator Fibonacci dapat membantu trader untuk menentukan kapan harus membeli atau menjual.
6. Indikator On-Chain
Salah satu indikator on-chain yang dapat dimanfaatkan adalah Net Unrealized Profit/Loss (NUPL). Para trader biasanya menggunakan NUPL untuk menganalisis sentimen pasar:
- NUPL positif: Sebagian besar trader dalam posisi untung (sentimen bullish).
- NUPL negatif: Sebagian besar trader sedang mengalami kerugian (sentimen bearish).
Salah satu kelebihan indikator on-chain adalah dapat memberikan wawasan tambahan yang tidak terlihat pada grafik harga.
Nah, itu tadi enam indikator crypto yang wajib diketahui oleh trader pemula maupun profesional.
Mempelajari indikator ini sangat penting agar dapat membantu kita memahami tren, pergerakan harga, dan momentum.
Dengan begitu, kita dapat meminimalkan risiko dari keputusan trading yang telah kita buat.